Selasa, 18 Oktober 2011

Syekh Muhammad Syarwani Abdan Al-Banjari

Syekh Muhammad Syarwani Abdan Bangil Al-Banjari


gr-bangil.jpg 

Syekh Muhammad Syarwani Abdan Bangil Al-Banjari

Tuan Guru Bangil julukan bagi alm K.H M.Syarwani Abdan bin Haji Muhammad Abdan bin Haji Muhammad Yusuf bin Haji Muhammad Shalih Siam bin Haji Ahmad bin Haji Muhammad Thahir bin Haji Syamsuddin bin saidah binti Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari,beliau dilahirkan pada tahun 1334 H/1915 M dikampung Melayu Ilir Martapura,sejak kecil ia memiliki himmah dan semangat yang tinggi untuk belajar ilmu agama dan sangat serius dan tekun belajar sehingga sangat disayangi oleh para gurunya ketika masih berdomisili di Martapura guru beliau adalah pamannya sendiri yaitu KH.M.Kasyful Anwar ,Qadhi haji Muhammad Thaha,KH Ismail Khatib Dalam Pagar dan banyak lagi yang lainnya,pada usia masih sangat muda beliau meninggalkan kampung halamannya Martapura menuju pulau Jawa dan bermukim di Bangil dengan maksud memperdalam ilmu agama kepada beberapa ulama dikota Bangil dan Pasuruan diantara guru beliau adalah KH.Muhdhar (gondang Bangil),KH.Abu Hasan (Wetan Alun Bangil),KH.Bajuri (Bangil)dan KH.Ahmad Jufri (Pasuruan) orang tua beliau sendiri pada saat itu memang sudah lama berdiam dikota Bangil untuk berniaga. saat beliau berumur 16 tahun pamannya Syekh Muhammad Kasyful Anwar seorang alimul Allamah (seorang yang sangat luas dan mendalam ilmu agamanya) hingga Tuan Guru Syekh Muhammad Zaini bin H.Abdul Ghani AlBanjari (Abah Guru Sekumpul)pernah menyebutnya sebagai seorang Mujaddid (pembaharu),oleh pamannya ini beliau dibawa pergi ke Tanah Suci Mekkah bersama saudara sepupunya yaitu Syekh Muhammad Sya'rani arif yang dikemudian hari juga dikenal sebagai seorang ulama besar di Martapura,ia dan sepupunya tersebut melanjutkan pelajaran ilmu agamanya dibawah bimbingan dan pengawasan langsung pamannya ini.selama berada di Tanah Suci kedua pemuda ini dikenal sangat tekun mengisi waktu dengan menuntut ilmu ilmu agama,keduanya benar benar mmanfaatkan waktunya dengan mendatangi majelis majelis ilmu para ulama besar Mekkah pada waktu itu,diantara guru guru beliau Sayyid Amin Kutby,Sayyid Alwi Al- Maliki,Syeikh Umar Hamdan,Syeikh Muhammad al-araby,Sayyid Hasan Al- Masysyath,Syeikh Abdullah Al- Bukhari,Syeikh Saifullah Daghestani,Syeikh syafi'i asal Kedah,Syeikh Sulaiman asal Ambon,dan Syekh Ahyad asal Bogor. rupanya ketekunan belajar dua keponakan Syeikh Muhammad Kasyful Anwar ini diperhatikan oleh para guru gurunya,diceritakan para gurunya itu sangat menyayangi keduanya,ketekunan dan kecerdasan mereka sangat menonjol hingga dalam beberapa tahun saja keduanya sudah dikenal di kota Mekkah hingga keduanya di juluki "dua Mutiara dari Banjar"tak mengherankan jika keduanya dibawah bimbingan Sayyid Muhammad Amin Kutby bahkan sempat mendapatkan kepercayaan mengajar selama beberapa tahun di Mesjidil Haram,selain mempelajari ilmu ilmu syariat ia juga mengambil bai'at tarekat dari para masyayikh (guru) disana,diataranya bai'at Tarekat Naqsyabandiyah dari syekh umar Hamdan dan Tarekat Samaniyah dari Syeikh Ali bin Abdullah Al-Banjari.dan setelah kurang lebih sepuluh tahun menuntut ilmu ilmu agama dikota Makkah pada tahun 1939 bersama sepupunya iapun kembali pulang ke Indonesia dan langsung menuju tanah kelahirannya Martapura. beliau dikenal sebagai seorang yang hafal Al-qur'an dan didalam dirinya terkumpul ilmu syariat tarekat hakikat dan ma'rifat namun demikian hal tersebut justru menjadikannya sebagai seorang alim yang semakin tawadhu',sepulang kepulangan beliau dari Mekkah ia menyelenggarakan mejelis majelis ilmu dirumahnya,beliau sempat juga mengajar di Madrasah Darussalam,ia kemudian di minta untuk menjadi seorang qadhi namun hal tersebut ditolaknya karena beliau lebih senang berkhidmat kepada umat tanpa terikat dengan lembaga apapun,tahun 1943 ia pergi kekota Bangil dan sempat membka majelis untuk lingkungan sendiri hingga tahun 1944 dan sempat berguru pula dengan Syeikh Muhammad Mursydi Mesir,setelah setahun di Bangil beliau lalu kembali lagi ke Martapura,kemudian pada tahun 1950 ia sekeluarga memutuskan untuk hijrah kekota Bangil,sewaktu menetap di Bangil kali inipun beliau tidak membuka majelis secara terbuka kecuali kalangan sendiri,ia cendrung mempelajari dahulu keadaan lingkungan penduduk dikota tersebut,dikemudian hari sikapnya ini menjadikan dirinya sebagai sosok yang disegani oleh para ulama di Jawa Timur,namun demikian ia selalu berusaha menyembunyikan keunggulan yang dimilikinya pada akhirnya para ulama Bangil pun mengetahui keistemewaan pribadi ulama yang satu ini.guru Bangil demikian Alm Abah Guru Sekumpul memanggil beliau dimanapun beliau tinggal senantiasa berada dalam keseharian yang sangat sederhana,hingga tak banyak yang tahu bahwa sekalipun telah menjadi tokoh besar,selain pakaiannya yang sederhana dikamar tidurnya pun ia tidak menggunakan ranjang ia juga tidak mempunyai lemari khusus untuk pakaiannya,pakaian miliknya diletakkan menumpang pada bagian lemari kitabnya,ia seorang yang telah mengambil jalan Khumul (menjauh dari keramaian) dan tak berharap akan kemasyuran,hingga kyai hamid pasuruan (seorang wali ditanah jawa) pernah mengatakan "saya ingin sekali seperti kyai syarwani,dia itu alim tapi Mastur tidak Masyhur kalau saya ini sudah terlanjur Masyhur,jadi saya sering kerepotan karena harus menemui banyak orang,menjadi orang masyhur itu tidak mudah,bebannya berat,kalau Kyai Syarwani itu enak,jadinya tidak banyak didatangi orang". suatu ketika sejumlah kiai berkumpul dan berinisiatif untuk mendalami ilmu agama dalam halaqah khusus kepada Kyai Hamid Pasuruan,namun setelah hal tersebut disampaikan kepada kyai Hamid beliau menolak permintaan itu seraya menyarankan supaya mereka hendaknya mendatangi KH Syarwani Abdan,berdasarkan arahan Kyai Hamid merekapun mendatangi KH.Syarwani Abdan dan menyiapkan beberapa pertanyaan untuk sekdar mengetahui seberapa dalam ilmu dari KH Syarwani Abdan,ketika mereka datang Guru Bangil sedang duduk sambil membaca sebuah kitab,diawal pembicaraan sebelum mereka sempat membuka pertanyaan yang telah mereka persiapkan,Guru Bangil mendahului bertanya kepada mereka" antum ke sini ingin bertanya masalah ini dan itu ,kan?..ia menanyakan hal itu sambil menunjuk kitab yang masih terbuka tadi,kontan hal ini membuat mereka takjub sekaligus kagum kepadanya tak cukup sampai disitu,ternyata semua pertanyaan yang telah mereka persiapkan dengan tepat terjawab dalam halaman kitab yang masih terbuka ditangan beliau. setelah mengalami kejadian tersebutmerekapun meyakini keluasan ilmu serta ketajaman batin Guru Bangil pada akhirnya mengertilah mereka mengapa Kyai Hamid pasuruan menganjurkan mereka agar mendatangi KH Syarwani Abdan,setelah yakin akan hal itu mereka akhirnya meminta kepada Guru Bangil untuk membuka majelis untuk mereka,saat itu beliau tidak serta merta mengabulkan permintaan mereka tetapi terlebih dahulu menanyakan hal tersebut kepada KH Hamid,maka setelah KH Hamid memberi isyarat persetujuan barulah ia bersedia membuka majelis untk para Kiai ini,subhanallah kedua kiai besar yang tawadhu' ini memang saling mencintai dan menghormati satu sama lain. Kiai Hamid adalah ulama besar yang kharismatis dan menjadi tujuan kedatangan banyak orang ,karenanya tak jarang orang yang datang kesulitan menemui beliau,tapi anehnya berdasarkan pengalaman orang orang yang pernah bertemu beliau,mereka akan mudah menemui Kiai Hamid bila sebelumnya orang tersebut menemui KH Syarwani Abdan,tak jarang baru sampai didepan pintu,Kiai hamid sendiri yang membukakan pintu kepada para tamu,entah Sirr (rahasia) apa yang didapat oleh para tamu Kiai Syarwani Abdan,hingga kiai hamid selalu menyambut mereka dengan penuh suka cita padahal pada saat itu belum ada alat komunikasi seperti sekarang. akhirnya mulai banyak yang menimba ilmu kepadanya,dan atas dasar dorongan para ulama serta rasa tanggung jawabnya untuk menyiarkan ilmu ilmu agama sebagai amanah Allah dan Rasulullah maka pada tahun 1970 ia memutuskan mendirikan pesantren yang ia beri nama PP Datuk Kalampayan nama yang diambil untuk mengambil berkah julukan datuknya yaitu Syekh Muhammad arsyad Al-Banjari,para santrinya banyak berasal dari Banjar hingga Pondok Pesantren itu sendiri sering disebut orang Pondok Banjar. diantara salah satu karangan beliau adalahrisalah yang sangat terkenal yaitu Adz-Dzakhiratuts Tsaminah li- Ahlil Istiqamah (simpanan berharga) risalah yang berisi masalah Talqin,tahlil dan tawasul,disamping tulisan tulisan itu beliau juga meninggalkan karya hidup yaitu murid murid beliau diantaranya adalah yang mulia Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al-Banjari dan melalui lisan beliaulah maka Syekh Muhammad Syarwani Abdan sering disebut Guru Bangil Kiai Abdurrahim,Kiai Abdul Mu'thi,Kiai Khairan(daerah Jawa) KH.Prof.Dr.Ahmad Syarwani Zuhri (Pimpinan PP.Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari Balikpapan) KH.Muhammad Syukri Unus (Pimpinan MT sabilal Anwar al-Mubarak Martapura) KH.Zaini Tarsyid (Pengasuh MT Salafus Shaleh Tunggul Irang seberang Martapura) yang juga menantu beliau KH.Ibrahim bin KH.Muhammad Aini (Guru Ayan) Rantau KH.AhmadBakeri (Pengasuh PP al- Mursyidul Amin Gambut) KH.Syafii Luqman Tulung Agung KH.Abrar Dahlan (Pimpinan PP di Sampit Kalimantan Tengah) KH.Safwan zuhri (Pimpinan PP sabilut Taqwa Handil 6 Muara Jawa Kutai Kertanegara) dan banyak lagi tokoh tokoh lainnya yang tersebar dipenjuru indonesia,Guru Sekumpul sendiri datang ke Bangil bersama paman beliau seorang ulama tersohor Syeikh Saman Mulia,lantaran menghormati sosok Guru Bangil bahkan Syeikh Saman Mulia menganggap Guru Bangil adalah Gurunya,padahal Guru Bangil sendiri mengakui ketinggian maqam Syeikh Saman Mulia,dalam suatu kesempatan Guru Bangil mengatakan bahwa maqam Syeikh Saman Mulia sangat tinggi hingga nasi pun berdzikir dihadapan syeikh Saman.namun kebersahajaan hidup Guru Bangil membuat keluarga beliau sendiri tidak banyak mengetahui keistemewaan di balik kebesaran namanya,mengomentari hal tersebut Guru Saman Mulia mengatakan kepada salah satu putra guru Bangil " kalau kita berdiri didekat sebuah pohon,kadang kala kita tidak mengetahui tingginya pohon tersebut,tapi kita akan tahu tingginya pohon tersebut ketika kita memandangnya dari jauh. diusia senjanya ketika berumur 76 tahun malam selasa jam 20.00 bertepatan 12 syafar 1410 H/11-12 september 1989 M dikediaman beliau di jalan Kauman bangil Jawa Timur roh nya yang suci kembali kerahmatullah ,dan dimakamkan dipemakaman keluarga dan para habaib berbangsa Al-Haddad di dekat makam habib Muhammad bin Ja'far Al-Haddad di Dawur Bangil kurang lebih 1 km dari kediaman beliau.dan berdasarkan wasiat tertulisnya putra tertuanya yang ia beri nama dengan nama gurunya Kasyful Anwar saat ini meneruskan kiprahnya dalam mengasuh Pondok Pesantern Datuk Kalampayan Bangil.mudah mudahan rahmat Allah selalu tercurah buat belliau dan seluruh keluarganya,dan mudah mudahan kita dapat mengambil hikmat melalui perjalanan hidup beliau ini,dan mudah mudahan Allah SWT mengumpulkan kita,orang tua kita,guru guru kita dan seluruh keluarga kita dngan Rasulullah SAW beserta para Nabi dan orang orang sholehin amiiinn ya Robbal alamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar